MTs Al-Ittihadiyah Cegah Kekerasan dan Eksploitasi Anak di Media Online

MTs Al-Ittihadiyah Cegah Kekerasan dan Eksploitasi Anak di Media Online

Berita, MTs

Data dari Official Journal of The American Academy of Pediatrics (2016) menyebutkan bahwa : Rata-rata 50% atau diperkirakan lebih dari 1 Milyar anak-anak di dunia berusia 12-17 tahun, mengalami kekerasan fisik, seksual, emosional dan penelantaran di Kawasan Afrika, Asia dan Amerika Utara.

WHO memaparkan 1 dari 5 perempuan, dan 1 dari 13 laki-laki, pernah mengalami kekerasan seksual pada usia anak/remaja. Di Indonesia, kasus kekerasan pada anak di tahun 2021 mencapai 5.463 kasus yang paling banyak terjadi di rumah. Dan Riau termasuk dalam 10 wiayah dengan angka kasus kekerasan anak tertinggi, yaitu urutan ke 8 (228 korban anak).

Baca juga: BASARNAS Goes To School MTs Al-Ittihadiyah

Pemaparan materi diatas merupakan pengantar yang disampaikan oleh Nisaul Husna,M.Pd. Beliau adalah salah satu  pemateri webinar “Cegah Kekerasan & Eksploitasi Anak di Media Online”. Webinar diadakan oleh MTs Al-Ittihadiyah pada Jum’at pagi (10/12/2021). Nisaul Husna merupakan psikolog dari Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) Madani Bertuah, Dinas P3APM Kota Pekanbaru. Bersama Nisaul, hadir juga Herlia Santi selaku konselor Puspaga.

Nisaul menjelaskan jenis kekerasan. Mulai dari kekerasan fisik, emosional (psikis), seksual dan eksploitasi. Contoh dari eksploitasi anak diantaranya seperti anak dilacurkan, pornografi anak, dan bahkan ada anak yang digunakan untuk memancing rasa iba. “Anak disuruh mengemis yang sering kita lihat di simpang lampu merah  salah satu mall yang ada di ujung jalan Tuanku Tambusai,”ujarnya mencontohkan.

Baca juga: Bahaya NAPZA Bagi Kesehatan Diri dan Masa Depan

Lebih lanjut Nisaul menyebutkan jenis-jenis eksploitasi anak di media online. Pertama Grooming Online, yaitu bujuk rayu secara online. Kedua Sexting, produksi konten seksual anak oleh dirinya sendiri. Ketiga Sextortion, pemerasan seksual dampak dari Grooming Online. Terakhir, Live Streaming Seksual. Yaitu melibatkan anak dalam aktivitas sosial yang ditayangkan secara langsung.

Nisaul juga menyinggung masalah bully. Dari data yang ia peroleh, 50% kasus bullying terjadi di sekolah. Bullying terbagi atas 3 bentuk. “Verbal, fisik dan sosial,” ujar  perempuan berkacamata ini lugas. Namun yang sering terjadi kini yaitu adanya Cyber Bullying. Contohnya mengolok-ngolok seseorang di media sosial, mengirim pesan mengancam, bahkan mengirimi berita hoax pun termasuk ke dalam  Cyber Bullying.

Baca juga: Internet Sehat di MTs Al-Ittihadiyah

Meskipun webinar berlangsung di pagi hari dan cuaca Pekanbaru dalam keadaan hujan lebat, tidak mengurangi antusias peserta sedikitpun. Peserta webinar sangat bersemangat. Terlihat dari tidak henti-hentinya kedua pemateri menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan peserta.

Disesi terakhir, Herlia Santi menyampaikan pesannya kepada para peserta. “Tidak semua orang yang di internet itu baik dan jujur,”ucapnya mengingatkan. “Wapadalah terhadap siapapun yang ingin tahu lebih banyak tentang diri kita,” tambahnya lagi. Beliau juga mengingatkan semua peserta untuk bisa memberi tahu teman atau orang terdekat jika ingin bertemu dengan kenalan dari internet.

“Kita sudah MTs, harus bijak memakai media sosial,” ucap Radisty Aulia Putri, siswi kelas 7D. Sama halnya dengan Radisty, Wwbinar inipun sangat bermanfaat bagi Farras Azra Maulana. “Kita banyak mendapatkan pengetahuan yang lebih dari webinar ini,” kata siswa kelas 7B ini mantap.(donaMTs)