basarnas goes to mts al-ittihadiyah

BASARNAS Goes To School MTs Al-Ittihadiyah

Berita, MTs

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) Kota Pekanbaru hadir di layar virtual Zoom MTs Al-Ittihadiyah. Dua orang pria berbaju oren sudah ready duduk dengan berlatar belakang papan nama Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Pekanbaru. Webinar SAR (Search & Resque) Goes To School siap dimulai. Kedua orang tersebut adalah Taufik Akbar dan Frans Leo Pratama. Mereka adalah petugas SAR yang didaulat sebagai pemateri dalam webinar pada Kamis siang (9/12/2021) yang lalu.

Baca juga: MTs Al-Ittihadiyah Cegah Kekerasan dan Eksploitasi Anak di Media Online

Materi terbagi atas dua sesi. Sesi pertama disampaikan oleh Taufik Akbar. Pria yang juga alumni MTs Al-Ittihadiyah tamatan tahun 2000 ini dengan mudah menarik perhatian peserta. Ia memulai pemaparan materi dengan berkenalan terlebih dahulu. Ayah tiga orang anak ini dengan bangga mengisahkan awal ia bergabung sebagai petugas SAR. Berawal dari mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) SAR di tahun 2010. Dilanjutkan dengan Medical First Responder di 2011, hingga  SAR planning di 2017.

BASARNAS Goes To School MTs Al-Ittihadiyah
Taufik Akbar dan Frans Leo Pratama Tim SAR Alumni MTs Al-Ittihadiyah

Selanjutnya, pria kelahiran 14 Januari 1986 ini menjelaskan sejarah SAR di Indonesia. Dimulai dengan bergabungnya Indonesia dalam International Civil Aviation Organization (ICAO) atau Organisasi Penerbangan Sipil Internasional di tahun 1950, Selanjutnya di tahun 1959 Indonesia juga bergabung menjadi anggota International Maritime Organization (IMO). Syarat mutlak menjadi anggota kedua organisasi tersebut adalah Indonesia harus memiliki tim Search & Resque (SAR). Dengan adanya SAR dianggap akan memberikan jaminan keselamatan pada kecelakaan moda transportasi khususnya bidang penerbangan sipil dan pelayaran. Sejak saat itu SAR sempat beberapa kali berganti nama hingga saat ini menjadi Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional.

Baca juga: Bahaya NAPZA Bagi Kesehatan Diri dan Masa Depan

Selain sejarah, Taufik juga menjelaskan tentang peralatan SAR, jenis Diklat dan materi mengenai Pencarian dan Pertolongan itu sendiri. Adapun peristiwa atau kejadian yang membutuhkan SAR diantaranya meliputi kecelakaan, bencana, dan kondisi yang membahayakan jiwa manusia. Kondisi yang membahayakan jiwa manusia contohnya orang terseret ombak, tenggelam, dan orang hilang di gunung (hutan). “Kalau orangnya hilang di kota jangan ke BASARNAS ya, tapi ke Kantor Polisi, ujarnya sambil bercanda.  

Ketika ditanya suka duka selama menjadi petugas BASARNAS, Taufik mengaku terkadang jarang pulang, apalagi kalau terjadi kecelakaan atau bencana. “Papa kapan pulang?,”tanya anak Taufik via telpon padanya. Pengalaman yang paling berkesan bagi pria yang sudah bergabung di SAR sejak 2009 ini adalah ketika Tsunami di Mentawai 2010. “Awalnya takut megang mayat, tapi sekarang sudah terbiasa,” ujarnya menambahkan.

Baca juga: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Kespro di MTs Al-Ittihadiyah

Usai Taufik, materi dilanjutkan oleh rekannya Frans. Lelaki yang sudah mengantongi sertifikat penyelam internasional ini juga memaparkan materi dengan menarik. Meski sudah berlangsung lebih kurang 1 jam, peserta tampak tetap bersemangat bahkan semakin antusias. Apalagi pembahasannya mengenai Metode Pertolongan di Air. “Reach, Throw and Row,”ucap pria berbadan tinggi tegap ini lantang. Reach adalah pertolongan yang dilakukan dari darat/ pinggir kolam. Throw adalah lanjutan dari Reach, yakni pertolongan dengan menggunakan alat apung. Sedangkan Row yaitu penyelamat mendekati korban dengan kapal kecil (perahu, kano atau papan selancar). Pertanyaan demi pertanyaan disampaikan oleh peserta kepada kedua pemateri.Tak terasa waktu satu setengah jam sudah berlalu. Diakhir webinar, salah seorang peserta menyampaikan kesan dan pesannya. “Materinya sangat menarik dan menambah pengetahuan karena tidak kita temukan di pelajaran sekolah,”ungkap Nailaffaizah Haningtyas, siswa kelas 8A.(donaMTs)