Bahaya NAPZA Bagi Kesehatan Diri dan Masa Depan

Bahaya NAPZA Bagi Kesehatan Diri dan Masa Depan

Berita, MTs

Jum’at (10/12/2021), tepatnya pukul 10.00 sd 11.30 WIB, MTs Al-Ittihadiyah kembali mengadakan webinar dalam rangka hari non efektif sekaligus mempersiapkan diri menjadi Satuan Pendidikan Ramah Anak (SRA). Kali ini, MTs Al-Ittihadiyah bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Pekanbaru. “Bahaya NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya” dipilih sebagai tema webinar.

Baca juga: SOSIALISASI REVISI TATIB MTs AL-ITTIHADIYAH BERSTANDAR SRA

Hadir sebagai pemateri, Fitriani Harahap, S.I.kom. Beliau adalah Penyuluh Ahli Muda BNN Kota Pekanbaru. Sebagai pengantar beliau menyampaikan bahwa permasalahan narkoba di Indonesia terus meningkat. Salah satu sebabnya adalah kurangnya daya mobilitas gerakan penanganan narkoba. Pemerintah memiliki keterbatasan sumber daya  (SDM, anggaran, material & metodologi) sehingga perlu pelibatan seluruh komponen untuk berperan serta dalam penanganan narkoba.

“Narkotika dapat menyebabkan perubahan kesadaran, dan menimbulkan ketergantungan,” ujar perempuan kelahiran Pekanbaru, 26 Mei 1988 ini. Lebih lanjut Fitriani menjelaskan  golongan narkotika, pemidanaan, hingga ciri pengguna narkoba. Dari video yang ditampilkannya, dapat diketahui bahwa pengguna narkoba itu bisa dilihat dari perubahan fisik si pengguna. Tadinya berbadan sehat bugar, tiba-tiba berubah menjadi kurus, mata merah, nafas pendek, dan bau badan yang menyengat. Selain ciri fisik, dapat juga dilihat dari nafsu makan yang tidak teratur. Kadang berlebihan, kadang tidak nafsu makan. Aktifitas tidurnyapun akan terganggu, sulit berkonsentrasi, dan gampang emosian.

Baca juga: BASARNAS Goes To School MTs Al-Ittihadiyah

“Ganja menjadi jenis narkoba yang paling banyak dikonsumsi pengguna di Pekanbaru selama 1 tahun terakhir,” ungkap ibu 2 anak ini. “Menyusul sabu, dan ekstasi,” tambahnya sambil membagikan data penelitian BNN di 34 provinsi di Indonesia. Menurutnya ini karena ganja termasuk jenis narkoba yang paling murah. Sedangkan untuk klasifikasi usia, pengguna narkoba terbanyak berada pada usia produktif (35 – 44 tahun).

Materi webinar dikemas dengan sangat menarik. Peserta disuguhi dengan deskripsi gambar- gambar dan video kreatif. Satu persatu gambar jenis narkotika ditampilkan. Mulai dari ganja, sabu, hingga pil warna-warni ekstasi.

Baca juga: Internet Sehat di MTs Al-Ittihadiyah

Kebijakan negara terhadap penyalah gunaan narkoba terdiri dari 2 model. Pertama, jika penyalahguna secara sukarela melaporkan diri ke Institusi Peneriwa Wajib Lapor (IPWL), maka tidak akan dituntut pidana. Nantinya si pengguna akan direkomendasikan untuk direhabilitasi. Sedangkan, jika penyalah guna narkoba tidak melaporkan diri dan ditangkap aparat, maka akan dikenai proses hukum.

Diakhir, beberapa orang menyampaikan kesan dan pesannya terhadap webinar. ”Saya bersyukur bisa mengikuti kegiatan ini, banyak hal  yang saya ketahui, terutama tentang bahaya NAPZA,” ungkap Rasyid Alfarisi, siswa kelas 7B. Tak jauh berbeda dengan Rasyid, Mohammad Claudio juga merasakan manfaat setelah mengikuti webinar. “Narkoba berbahaya untuk kesehatan, jadi mari kita jauhi narkoba,” himbau siswa kelas 8B ini mengakhiri. (donaMTs)